search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pandemi, Mantan Engineering Hotel Buka Usaha Kuliner
Rabu, 28 Juli 2021, 20:40 WITA Follow
image

beritabali/ist/Mantan engineering hotel beralih usaha kuliner.

IKUTI BERITABADUNG.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABADUNG.COM, KUTA.

Putu Widhiantara yang sebelum pandemi bekerja di salah satu hotel sebagai teknisi atau bagian enginering tidak begitu saja menyerah dengan keadaan. 

Saat ini, dirinya membuka usaha kuliner dengan menu utama sate di Jalan Melasti, 11 b, Legian, Badung dengan nama usaha warung 87 Grilled House.

Dengan modal awal hanya Rp3 juta, ia membuka gerai yang masih dibuka hingga saat ini. Awal mula ide untuk membuka usaha ini terbersit karena kondisi pariwisata masih dalam keterpurukan. 

"Alasan utama karena kita ingin berwirausaha untuk menopang ekonomi di saat Pandemi. Syukur akan berlanjut terus usaha kami menjadi beberapa cabang. Jika sebelumnya, saya bekerja di hotel selama 3 tahun sebagai enginering serta sempat punya majalah Bar membuat Event. Tetapi, sekarang nyaris tidak dapat kegiatan karena pariwisata tutup," paparnya, Selasa (27/7) di Badung.

Dalam kondisi saat ini, menurutnya, keyakinan untuk tetap bertahan dan bangkit perlu terus dipupuk sehingga nantinya diharapkan pasti ada jalan.

"Kami yakin asalkan kita berusaha pasti ada jalan dan hasil yang akan dicapai. Ya, intinya tetap konsisten saja," ucapnya.

Dalam memulai usaha, modal yang dikeluarkan juga tidak terlalu besar. Hal tersebut disebabkan karena peralatan penunjang usaha memang telah dimiliki sebelumnya karena sempat mengikuti event-even terkait kuliner.

"Adapun modal awal kami kecil kecilan sekali hanya Rp 3 juta untuk membeli bahan baku makanan karena, fasilitas lain sudah ada sebelum Pandemi kami sudah sering ikut-ikut event," katanya.

Ada berapa menu ditawarkan ke para pembeli dengan rata-rata penjualan untuk sate mencapai ratusan tusuk. 

"Rata-rata kalau sate saja kami mampu menjual di kisaran 300 tusuk, untuk menu lain beda lagi, kami menjual lalapan, sup kepala ikan, pepes ikan dan Porkbelly. Adapun harga ditawarkan berpariasi mulai dari, Per porsi Sate Babi di harga 20 ribu per 8 tusuk, Porkbelly 35 ribu, Sate Ayam 15 ribu, Garangasem 15 ribu, Sop Kepala Ikan 25 ribu, Pepes ikan 10 ribu, ayam bakar atau Goreng 20 ribu," bebernya.

Adapun pembelinya bervariasi mulai dari teman-teman dari komunitas FnB, ada tamu ekspatriat serta ada juga dari kalangan anak-anak muda. Dalam menjalankan usaha tersebut dirinya hanya menemukan kendala utama berkaitan dengan masalah Pandemi karena, ada pembatasan kegiatan masyarakat tersebut waktu berjualan dan orang makan di tempat terbatas sekali.

"Sangat terasa dampak PPKM ini karena tamu tidak dapat makan di tempat, kami kehilangan omzet sekitar 75%," sebutnya.

Dirinya berharap aturan yang dibuat Pemerintah dan penerapan di lapangan sama serta berharap aturan dilonggarkan.

Editor: Robby Patria

Reporter: Kontributor Badung



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabadung.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Badung.
Ikuti kami