Demi Bertahan Hidup, Pedagang Asong di Kuta Terpaksa Jual Perhiasan
GOOGLE NEWS
BERITABADUNG.COM, KUTA UTARA.
Belum maksimalnya kunjungan wisatawan, baik mancanegara maupun domestik ke Bali membuat beberapa pelaku di sektor pariwisata ketar-ketir, baik pelaku usaha bersekala besar maupun kecil rata-rata mengeluh di tengah kondisi ekonomi belum menentu juga saat ini.
Misalnya saja, salah satu pedagang asong aneka pernak-pernik gelang yang biasa mangkal di sepanjang Pantai Kuta, Badung, Ibu Nengah, Sabtu (8/5) menyampaikan, kondisi saat ini memang tidak seperti dahulu, sangat sepi sekali.
Saat musim ramai misalnya, bisa memperoleh pendapatan kotor sebesar Rp100 ribu perhari. Saat ini, tidak dapat ditentukan berapa per hari mendapat pendapatan.
"Lihat saja sendiri, sepi begini bagaimana bisa berdagang," jelasnya.
Tentu dalam kondisi saat ini, pendapatan semakin tidak menentu. Untuk bertahan hidup terpaksa menjual perhiasan emas sementara waktu. Hal senada juga disampaikan salah satu penjaja tato temporer I Wayan Sudi.
Ia mengatakan, jika musim ramai bisa membuat tato kepada 5 orang wisatawan bahkan lebih per harinya. "Sekarang sepi Pak, jika sebelumnya wisatawan berminat di tato sebagian besar wisatawan dari Australia," ucapnya.
Dari pedagang, mereka berharap kondisi dapat normal kembali seperti sebelum ada pandemi sehingga bisa mendapat pendapatan normal kembali seperti dahulu.
Editor: Robby Patria
Reporter: Tim Liputan